Jakarta, Jagatviral
Negara mengalami kerugian besar yang ditaksir lebih dari Rp. 700 juta. Yang diakibatkan oleh sidingkat praktik jual beli materai palsu pecahan 10.000 dan 6.000 yang berhasil di bongkar oleh Jajaran Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Ajun Komisaris Besar Polisi Putu Kholis Aryana mengatakan seorang pelaku berisial YN, yang berperan sebagai pengedar, berhasil ditangkap. Sementara itu, dua orang pelaku lainnya yakni W dan R masih buron.
Putu menjelaskan dari tangan YN, polisi menyita barang bukti sebanyak 157 lembar meterai 10.000 (palsu). Kemudian 14 lembar meterai 6.000 (palsu), 1 unit printer hp, 1 unit mesin alat pres pencetak materai 10.000, 1 unit mesin jahit, 1 unit mesin bor, 1 papan pembuat pita hologram materai 10.000 dsb. Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 253 dan Pasal 257 KUHP dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.
"Tersangka YN mengaku memperoleh materai tersebut dengan cara membeli dari W. untuk 1 lembar, materai nominal 10.000 berisi 50 dengan harga Rp50.000. Dampak dari praktik jual beli materai palsu itu, negera ditaksir mengalami kerugian sebesar Rp762.750.000." ujarnya, Minggu, 27 Maret 2022
Putu juga menjelaskan, kasus ini terbongkar setelah pihaknya melakukan patroli siber dan mendapati adanya praktik jual beli materai palsu di Facebook dengan akun bernama 'Nayla' dengan judul materai 10.000 setengah harga.
Putu mengatakan, pihaknya langsung melakukan undercover dengan memesan barang tersebut pada 17 Maret 2022. Tersangka YN menjual sebanyak dua lembar atau 100 buah seharga Rp500.000.
"Untuk meterai 10.000 perlembar tersangka menjual dengan harga Rp100.000 hingga Rp250.000, sehingga keuntungan yang didapat antara Rp50.000 sampai Rp200.000. Sedangkan meterai 6.000 perlembar dijual antara Rp50.000 sampai Rp150.000, sehingga keuntungan yang diterima antara Rp50.000 sampai 100.000.Semantara untuk pengiriman barang, tersangka menggunakan jasa ojek online, sedangkan pembayarannya sesuai kesepakatan melalui transfer." Ujarnya.
Tersangka mengaku sudah membuat materai palsu ini sejak 5 tahun lalu. Sejak saat itu mereka sudah memproduksi jutaan materai palsu yang siap jual dipasar bebas.
Saat ini, polisi masih mencari tersangka yang berimnisial W, yang berperan sebagai pembuat materai palsu tersebut. Namun berdasarkan penggeledahan di rumah W, polisi menyita sejumlah barang bukti seperti 1 unit mesin alat pres pencetak materai 10.000, 1 papan pembuat pita hologram materai 10.000, 2 derigen alhkohol dan 791 lembar materai 10.000 dan 14 lembar materai 6.000.
Dalam kesempatan tersebut, Putu mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati saat membeli materai atau belanja di plafom jual beli online. Mengingat, materai atau barang palsu sangat mirip dengan yang aslinya.
"Kalau dilihat seksama materai palsu yang dibuat pelaku sama persis dengan aslinya. Tapi ada beberapa perbedaan seperti soal lubang di materai tidak sama dengan aslinya. Kenali dulu barang yang asli dan yang palsu sebelum membeli," tuturnya.
Komentar0